-->

Type something and hit enter

author photo
By On

7 Tradisi Pernikahan Unik di Dunia - Kita tentunya mengetahui bahwa menikah tidak sekadar mengucap janji saat akad, atau 'vow' di gereja, lalu tukar cincin dan resepsi sesudahnya. Kalau hal tersebut tentunya merupakan hal biasa.

Namun, tahukah Anda, ternyata ada banyak tradisi yang ikut dilaksanakan saat hari sakral ini.

Dari berbagai tradisi, ternyata ada tradisi pernikahan yang mengharuskan kedua mempelainya melakukan hal-hal unik.

Terbayangkah olehmu bagaimana upacara pernikahan tersebut. Yuk intip beberapa ritual unik pernikahan yang terjadi di beberapa penjuru dunia sebagaimana dikutip dari Bangka Pos

1. Banting piring dan gelas

Tidak diketahui pasti tempat asli tradisi ini berlaku pertama kali, karena ada di beberapa negara. Ritual lempar piring dilakukan oleh pasangan pengantin sebagai pertanda bahwa, mereka pasti akan mendapat rintangan sepanjang bahtera perkawinan mereka.

Mengenai tradisi pernikahan unik membanting piring dan gelas hingga pecah ini, biasanya para tamu undangan akan membawa piring dan gelas yang terbuat dari bahan keramik.

Kemudian kedua mempelai akan membanting dan memecahkan piring-piring tersebut.

Menurut kebudayaan setempat, dengan melempar piring saat menikah hal ini dipercaya dapat membuat kedua mempelai lebih tegar dalam menghadapi cobaan hidup nantinya. Selain itu, jika jumlah pecahan piring dan gelas semakin banyak, maka keberuntungan yang akan didapat pun semakin banyak.

2. Selama resepsi pernikahan, pengantin dilarang senyum

Tradisi unik ini terjadi di Kongo. Para pengantin di negara ini dilarang untuk tersenyum selama duduk di bangku pelaminan atau selama acara pernikahannya berlangsung.

Menurut masyarakat setempat, jika pengantin tersenyum saat resepsi berarti dia menghina agama dan tradisi yang dijaga selama ini.

3. Tanduk penanda cemburu

Beginilah tradisi para pengantin Jepang. Para mempelai wanitanya menggunakan kerudung putih. Kerudung itu menandakan horn of jealousy atau tanduk penanda rasa cemburu.

Tanduk ini sebagai simbol untuk menunjukkan kecintaan sang pengantin wanita kepada suaminya. Hal ini disebabkan karena sikap sayang yang berlebihan dari ibu-ibu di Jepang kepada putranya.

Dengan adanya tanduk ini, sang pengantin wanita akan menunjukkan pada mertuanya bahwa dia pantas mendampingi sang anak dengan kecintaan dan kepedulian yang tidak kalah besar.

4. Menikahi pohon pisang dipercaya bisa buang sial

Beda negara, beda lagi tradisinya. Di salah satu bagian negara India, ada salah satu tradisi menikah dengan pohon pisang.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Biasanya kedua mempelai diramal berdasarkan Astrologi Mangliks, jika hasilnya Planet Mars bertemu dengan Planet Saturnus, maka sang suami dipercaya bisa mendapat kutukan sial, dia tak akan berumur panjang.

Maka untuk mencegah hal tersebut, pengantin wanita diminta untuk menikah dengan pohon pisang, kemudian pohon pisang tersebut ditebang. Penebangan pohon pisang ini diyakini membuang kutukan buruk tersebut. Selanjutnya, barulah sang pengantin wanita bisa menikah dengan sang pria.

5. Membunuh anak ayam untuk menentukan tanggal baik

Di Mongolia, calon pengantin bisa menentukan tanggal baik untuk pernikahan dengan cara membelah perut anak ayam dan melihat hatinya.

Adapun caranya yakni dengan menghitung 1-3 sambil membelah satu perut anak ayam untuk setiap angkanya. Jika hati yang dibelah baik dan sehat, maka angka tersebut baik untuk tanggal pernikahan kita nantinya. Jika belum mendapat hati yang sehat, maka wajib membelah perut anak ayam lainnya sampai menemukan hati mana yang baik untuk membantu menentukan tanggal pernikahan.

6. Cincin kawin dipakai di jari kaki

Biasanya saat menikah, pasangan pengantin menyematkan cincin di jari manis. Tidak demikian dengan umat Hindu yang melaksanakan tradisi Bichiya. Bagi orang yang baru menikah, salah satu mempelai memakaikan cincin kawin di jari pasangannya.

Biasanya cincin kawin yang dipakai berbahan perak dan disematkan di jari kaki mempelai wanita. Karena itu, bila melihat wanita-wanita yang mengenakan cincin seperti ini, kemungkinan ia adalah orang yang telah menikah dan menganut tradisi Bichiya.

7. Meludahi kepala sebagai tanda restu

Tradisi Suku Masai di Kenya ialah meludahi kepala calon pengantin sebagai tanda restu dari orang yang lebih tua.
Selain itu, ritual ludah-meludah yang sudah menjadi tradisi umum di kalangan Suku Kenya juga dilakukan untuk memberikan selamat atas kelahiran seorang bayi atau sekedar memberi hormat pada orang yang diludahi.

Tradisi ini juga berlaku saat orang-orang suku ini memberi hormat pada orang yang mereka anggap berkedudukan tinggi.